Rabu, 19 Desember 2012
Selasa, 18 Desember 2012
Senin, 10 Desember 2012
PEDOMAN DOA DARI BUNGA MARIA SELAMA MISA KUDUS
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Tuhan Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat petunjuk dan bimbingNya jualah, maka
dalam usiaku yang sudah 67 tahun Yaitu diamana pada tanggal 8 Juli 2012, saya
dan istri mendapat kiriman Buku Doa dari Bapak Jonki Direktur PT. Stella Kwarta Tour dari Jakarta, yang ternyata
salah satu doa yang terdapat dalam buku tersebut, adalah PESAN BUNDA MARIA TENTANG TATA CARA BERDOA SELAMA MISA KUDUS.
Dimana setelah membaca dengan
saksama, isi buku tersebut, ternyata caraku BERDOA dalam Misa Kudus selama ini kurang sesuai dengan
kehendak Bunda Maria.
Sekalipun saya pernah menjadi putera altar, koster, menjadi ketua kring dan bahkan menjadi Ketua Dewan Paroki, serta mengikuti beberapa
aktifitas gereja lainnya.
Namun belum pernah saya menemukan
petunjuk yang tepat bagaimana seharusnya berdoa pada Misa Kudus,
terkecuali setelah membaca BUKU DOA
mengenai petunjuk BUNDA MARIA tersebut. Oleh sebab itu saya ingin membagi
sekelumit pegalamanku ini, yaitu dengan
mneganjurkan kepada mereka yang memerlukannya untuk membaca Pedoman Doa dari BUNDA MARIA yang
saya sadur berikut ini.
Sehingga dengan demikin mereka boleh
mendapatkan rakhmat yang berlimphah, dari Tuhan kita Jesus Kristus.
Terutama bagi mereka yang mengikuti perayaan Misa Kudus yang penuh
dengan misteri itu.
Pontianak, 9 Desember 2012
Shallom dari aku Jacobus F. Layang habah Allah yang hina dina.
Berikut adalah saduran tata cara berdoa selama Misa Kudus berlangsung menurut
Bunda Maria yang disampaikan kepada Catalina Lay Missionary Of the Eucharistis
Heart of Jesus, sebagai berikut:
Pembukaan,
1. LITURGI TOBAT , dimulai dengan
+ Demi nama Bapak,dan Putera dan
Roh Kudus. Amin
Bunda Maria minta anda berdoa
sebagai bekirut:
Ya Allah Bapak Yang Maha Pengasih aku mohon ampun atas segala kesalahanku yang telah menyakitiMu.
Agar aku dapat secara layak turut ambil bagian dalam Misa Kudus yang istimewa
ini, kirimkanlah Roh KudusMu untuk memberi
damai, dan menyucikan dosa-dosaku dengan menghapuskan segala
kekhwatiranku.
Oh Allah Bapak Yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi berikanlah cintaMu
kepadaku agar aku boleh mengalami mujizatMu dalam Perayaan Misa Kudus ini.Amin
2. KEMULIAN, Bunda
Maria berkata bahwa saat (lagu
dinyanyikan) maka berdoalah
sebagai berikut:
Allah Tri Tunggal Maha Kudus, sebagai makhluk ciptaanMu maka dengan
segenap hati dan cintaku, aku
memuliakan Dikau sekarang dan selama-lamanya.Amin
3 LITURGI SABDA, Bunda Maria mengajak anda berdoa
sebagai beriku:
Ya Allah hari ini aku ingin mendengarkan sabdaMu. Maka
dari itu agar menghasilkan buah yang berlimpah, aku mohon semoga Roh Kudus
berkenan menyucikan lubuk hatiku, supaya perkataanMu tumbuh dan semakin
berkembang dihatiku.
Aku mohon sucikan hatiku sehingga aku dapat berkelakuan
biak, karena Allah Bapak Yang Maha Kuasa aku disini untuk mendengarkan dan
mengharapkan Tuhan Allah Bapak Yang Maha Agung mau berkata langsung dalam
hatiku. Amin
4. LITURGI PERSEMABAHAN, Bunda Maria meminta agar anda berdoa sebagai berikut:
Ya Allah saya serahkan diriku, seluruh miliku, seluruh kemampuanku. Saya
serahkan kedalam tanganmu. Kembang- kanlah ya Allah sedikit kurban yang ada
padaku ini, bersama dengan kurban Puteramu.
Maka
ubalah aku Allah Yang
Maha Kuasa, karena dalam kehadiranku
dalam Misa Kudus ini
saya ingin berdoa untuk keluargaku, untuk mereka yang menolongku, untuk
setiap anggota gereja, untuk mereka yang memusuhi- ku dan juga untuk
mereka yang menyombongkan diri. Ya Allah Bapak Yang Maha
Pengasih dan Penyayang ajarkanlah kepadaku sikap rendah hati, untuk berdoa
bagai mereka supaya perjalanan mereka tidak terlalu berat.
Ya
Allah pada saat ini juga
aku ingin menyerahkan diriku, semua penderitaaku, kepiluhanku, harapan dan
kesedihanku, kebahagian dan permohonanku, dengan mengingat bahawa MISA adalah memiliki nilai yang tidak tertandingi.
Oleh karena itu dengan segala kesederhanaan, aku persambahkan diriku kepadaMu
Ya Allah Bapak Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Karena
aku tidak ingin membuat
Malaikat Pelidungku bersedih, oleh sebab
itu aku minta ampun bagai para pendosa. Untuk perdamaian dunia, untuk keluarga
dan tetangga, oleh karena itu aku juga memohon bantuan doa untuk diriku dan
juga untuk orang lain .
Karena
dengan mengingat bahwa
persembahan yang diharapkan akan menyenangkan Allah Bapak, yaitu persemhan
diriku yang telah disilih oleh Tuhan kami Jesus Kristus dengan pengorbananNya, di kayu salib sebagai persembahan diri kami kepadaMu ya Allah Bapak.
Maka dengan kerendahan hati dan
dosaku, bersama seluruh persembahan dan pegurbanan PuteraMu Tuhan kami Jesus
Kristus. Semuanya aku serahkan kepadaMu ya Bapak Surgawi Yang Maha Suci dan
Maha Pengampun. Amin.
5. DOA SYUKUR AGUNG, Bunda Maria meminta anda memahami bahwa ketika umat
berseru kudus-kudus akan hadir ribuan malaikat, maka andapun harus
berseruh sebagai
berikut:
Kudus-kudus, bersama para Kudus dan para Malaekat
aku menyembah dan memuliahkan Dikau dengan sungguh-sungguh ya Allah Bapak Yang
Maha Bijaksana, maka dengan menelungkupkan kedua tanganku, terimalah salam hormatku ya Allah Bapak Yang bertakhta
di dalam surga.
Ya Bunda Maria
yang turut menghadiri Misa Kudus, terimalah salam permohonan dan pujianku,
bahwa Dikau yang diberi Kuasa yang tiada tara oleh PuteraMu, namun pada setiap
Misa Kudus wahai Dikau Bunda Perawan
Maha Suci, justru merendahkan diri
dengan berlutut di belakang Imam, sebagai bukti penghormatanMu tehadap Ekaristi
dimana bersemayam PuteraMu Jesus Kristus, yang telah memberikan kemuliaan
kepada para Imam pada saat mereka mempersembahkan keajaiban dalam Misa
melalui tangan-tangan para Imam, untuk memulaikanlah Allah
selama-lamanya.
Ya Allah Bapak
Yang Maha Kusa lihat dikeliling alatarMu hadir pula jiwa-jiwa mereka yang ada dalam penyucian,
perkenankanlah aku berdoa untuk mereka,
dimana Bapak Yang Penuh Kuasa dan Kekal, karena kerahimanMu ya Allah Yang Maha
Pengampun bebaskanlah mereka dari siksaan api
pencucian, melainkan terimalah mereka semua dipangkuanMu di Surga,
selama-lamanya.
Ya
Bunda Maria sesuai dengan
permintaanMu agar semua orang mengetahui
bahwa hal yang paling mulia adalah berlutut dan menyembah Tuhan Allah Yang Maha
Esa ditempat Yang Maha Tinggi.
(“Karena pada saat Imam megucapkan
kata-kata dalam konsekrasi dan
mengangkat hosti terlihat ada
cahaya yang sangat kuat, yang ternyata itu adalah Tuhan Jesus sendiri
yang mendekap Imam dengan kasihNya. Oleh karena itu janganlah menduduk, lihat
Jesus, renungkanlah dan pandanglah terus, dan ucapkanlah doa:”)
Ya
Allah ya Tuhanku, aku
meng-imani, aku mengagumi, aku percaya dan tetap mencintaiMu, maka aku mohon
pengampunan bagi mereka yang tidak
mengimaniMu. Tidak mengagumi, tidak percaya dan tidak mencintaiMu, aku mohon
pengampunan dan belas kasihan, karena begitu besar cintaku
akan Dikau ia Raja dari segala Raja.Amin
6. BAPAK KAMI, maka sesuai dengan perintah Tuhan Jesus, aku berdoa:
Ya
Allah Dari lubuk hatiku
yang paling dalam bahwa aku ingat akan orang-orang yang telah menyakiti
hidupku. Bahwa dalam nama Tuhan Jesus aku mengampuni kalian semua dan semoga
damai Tuhan ada padamu. Dalam nama Tuhan Jesus aku minta maaf pada kalian semua
dan kedamian ada padaku. Dan ampunilah kesalah kami, seperti kamipun mengampuni
orang yang bersalah kepada kami. Amin.
7.
KOMUNI saat Imam membagikan komuni. Bunda Maria meminta kepada anda untuk berdoa bgi para
Imam sebagai berikut:
Ya
Tuhan berkatilah,
kuduskanlah bantulah, sucikanlah, cintailah lindugilah dan semangatilah mereka
di dalam cintaMu Ingtlah pada semua Imam diseluruh dunia, dan ampunilah semua
salah dan dosa mereka, oleh karena itu bagi jiwa-jiwa mereka terimalah mereka
di dalam pangkuanMu. Amin
(“Tuhan Jesus berkata bahwa ekaristi
adalah kemesraan yang paling dalam dengan aku.
Selama saat penuh kasih itu Aku membuat suatu
tindakan terbaik dari kegilaan yang
dlihat manusia, membuat diriKU menjadi tawan dalam cintaKu Aku megadakan
Ekaristi. Aku ingin terus tinggal bersamamu sampai akhir zaman karena cintaKu,
maka Aku tidak dapat meninggalkanmu seperti seorang anak yatim piatu, karena
kamu yang Aku cintai melebihi hidupKu”).
Terima kasih ya Allahku karena berkat jasa PuteraMu Jesus
Kristus, yang tidak terhinggalah maka pada hari ini, aku masih dapat mengikuti
Misa Kudus, yang selalu dihadadri oleh Bunda Maria, sebagai bukti kecintaanNya
kepada kami umatMu ya Allah. Dimuliakan lah namaMu ya Tri Tunggal Kudus Allah
Yang Maha Esa. Amin
8. BERKAT DAN PENUTUP, (ketika
Imam mulai memberikan berkat), Bunda Maria memperingatkan anda:
Sungguh -sungguh
melakukan tanda salib, dengan mengingat bahwa seolah-olah ini adalah
berkat yang terakhir tangan seorang Imam, yang
tangan-tangannya yang telah dikuduskan, yaitu berkat dalam nama Tri Tunggal Yang Maha Kudus. Amin.
Permintaan Bunda Maria agar anda:
Jangan buru-buru pulang, tinggalah sebentar bersama..
Ku dan nimkatilah………?”
Aku ingin menyelamatkan ciptaanKu karena saat pintu surga di
buka telah banyak penderita. Dan ingatlah bahwa tidak seorang ibupun yang
memberi makan anaknya dengan tubuhnya sendiri, tetapi Aku telah melampaui cinta
anak manusia yang paling sempurna dengan memberikan bukti kepada kamu semua.
Bahwa Ekaristi adalah diriKu sendiri dan pengurbananKu di
kayu Salib. Tanda pengurbanan hidupKu dan darahKu, apa yang kamu milki untuk datang kepada Bapak?
Tidak ada apapun, hanya kesengsaraan dan kamu seharusnya menerima lebih besar rakhmat
dari pada para malaikat, karena mereka tidak dapat menikmati kebahagian
dengan menerimaKu, sebagai makanan seperti yang kamu terima. Dimana mereka hanya minum setes air dari mata
air, tetapi kamu mendapat kurunia lebih dari pada yang diterima para malaikat
demi untuk menerimaKu.
Demi nama Bapak dan Putera dan Roh
Kudus. Amin.
Senin, 03 Desember 2012
GAWAI KENYALANG JAMES MEI 1998
GAWA
KENYALANG
A. PENDAHULUAN
Gawa Kenyalang adalah salah satu upacara
adat terbesar pada suku bangsa Dayak Iban yang penuh dengan ritual. Gawa
Kenyalang hanya diadakan oleh sesorang karena suruhan atau permintaan roh yang
ada di alam gaib karena adanya suatu ilham, atau tanda-tanda dan atau pesan antara
lain melalui mimpi, yang bisanya sangat
tegas dikatakan bahwa yang bersangkutan harus gawa Kenyalang jika ingin, selamat, ingin sukses, ingin
sehat, ingin panjang umur.
Sehingga oleh karenanya tidak jarang orang
yang diamanahkan untuk gawa Kenyalang harus nekad, malaksanakan gawa atau tidak
gawa. Namun sebaliknya tidak sedikit pula adalah keluarga yang nekad, secara
gotong royong mendorong orang yang dapat amanah tersebut harus melaksanakan
gawa Kenyalang sebagai suatu keharusan.
Gawa kenyalang bukanlah datang dari dunia
nyata tetepi sebaliknya gawa Kenyalang adalah berasal dari dunia gaib dari seorang
dewa yang dikenal dengan nama Sengalang Burung di dunia Kahayangan. Sementara
di dunia nyata Sengalang Burung dikenal
sebagai seekor burung jenis burung enggang yang paling besar, yang hidup dan
menjadi raja dari segala burung.
Mengenai asal usul gawa kenyalang ada
beberapa versi, oleh karena itu, demi untuk lebih memudahkan pembaca memahami,
penulis mengambil beberapa cerita atau legenda tentang asal usul gawa kenyalang
dimaksud antara lain, legenda buntak aloi dan buntak rusa, cerita yang berasal
dari legenda Sengalang Burung dan cerita para terutama para lemambang.
B. LEGENDA BUNTAK
ALOI DAN BUNTAK RUSA
Menurut kepercayaan orang Iban dunia
khayangan Panggau Libau adalah tempat yang terkenal dimana penghuninya selalu
berkelimpahan dan gembira. Diantara banyak penghuninya adalah Keling dengan
jejeluk atau gelar Gerasi Nading dan
Laja dengan jejuluk atau gelar Tampak
Mua, yang di junjung tinggi dan tinggal di Panggau Libau.
Suatu hari, saat masa muda mereka, Keling
dan Laja memutuskan untuk mengunjungi rumah panjang para dewa yang dikenal
dengan nama Gelong Batu Nakong, Nyengit
Nyengong Batu Begalang, dengan tujuan untuk menemui dua orang gadis yang
cantik bernama Kumang dan Lulong. Kedua mengenakan pakaian perang mereka yang
terbaik. Mereka mengenakan hias kepala yang dipenuhi dengan banyak
ukiran-ukiran yang indah, juga termasuk pakaian subak yang motifnya menyerupai kulit biji kepayang, serta mempersenjatai diri dengan pedang dan perisai.
Setelah menyelesaikan persiapan-persiapan
yang diperlukan, Keling dan Laja membuka pintu bilik rumah panjang yang terbuat
dari akar pohon tapang. Kemudian
mereka berjalan menyusuri rumah betang, menuruni tangga sambil memegang tangan
tangga yang terbuat dari kayu purang.
Keling dan Laja menyeberangi jembatan yang seakan tiada berujung, kemudian
berjalan melalui belukar sabang seluang (sejenis tanaman yang biasa digunakan oleh
orang Iban dalam ritual-ritual adat). Bilamana terasa tubuh mereka oleng ke
kanan karena kelelahan, mereka menopang
tubuh dengan bantuan sumpit yang terbuat dari kayu tapang, dan bila tubuh terasa oleng ke kiri mereka menahan badan
dengan berpegangan pada hulu pedang yang terbuat dari tanduk rusa. Mereka
berjalan dengan kencang, secepat anak sumpitan dan terbang seperti kupu-kupu
sampai akhirnya mencapai sebuah lorong yang sunyi.
Setibanya mereka di tempat yang penuh
dengan air, Keling dan Laja bahkan tidak berhenti untuk menyelam. Mereka
menyeberangi air terjun yang keruh, yang curahannya berbunyi seperti bunyi
gong-gong kecil. Mereka berjalan begitu cepat sehingga akar-akar tercabut,
dedaunan terbang dan berhamburan kesana-sini, dan akar pepohonan besar pecah. Dengan
lompatan-lompatan, kedua prajurit muda
ini melangkahi pohon empili,
yaitu pohon yang buahnya sangat disukai babi hutan, dan tempat itu pula para
pemburu mendapat babi hutan, yang biasanya ditangkap dan atau ditombak kemudian
dagingnya mereka panggang untuk dimakan.
Serta disini pula mereka menyaksikan
keajaiban, diamana seekor babi hutan yang telah lama mati, tiba-tiba hidup
kembali dan sedang mengais-ngais tanah. Keling dan Laja juga melewati hamparan
tanah yang datar yang ditumbuhi oleh ijok
(enau). Disinilah tempat daging-daging rusa diasapkan. Walaupun rusa itu telah
lama mati, mereka melihat rusa itu kembali hidup dan sedang menggapai-gapai
buah pohon buhan.
Tak berapa lama Keling dan Laja melintasi
bukit yang dipenuhi pohon ridan yaitu salak
hutan, itu adalah tempat dimana daging-daging rusa biasanya diawetkan.
Disini hal-hal aneh terjadi, meskipun rusa itu telah dipotong-potong, secara
ajaib ia hidup dan melompat lalu pergi.
Menjelang tengah hari, Keling dan Laja
mendengar suara orang dan kokok ayam jantan dari tempat yang bernama Gelong Batu Nakong, Nyengit Nyengong Batu
Begalang, lalu berkatalah Keling kepada Laja, katanya: “Mari kita menyamar
sebagai orang tua”,dan Lajapun menjawab, katanya: “Aku akan mengikuti
perkataanmu, Buat”, jawab Laja. Buat
adalah emperian atau nama samaran
bersama Keling dan Laja.
Kemudia mereka melangkah menuju pohon jelutong yang ada disebelah pohon pelai, melukai kedua pohon tersebut,
kemudian memoles muka mereka dengan getahnya sehingga membuat muka mereka
kelihatan keriput dan jelek.
“Kutil-kutil tumbuh dimuka mereka!”, kata
orang-orang yang melihat Keling dan Laja. Ada
yang melihat seperti bekas kudis yang
menyerupai sayap-sayap serangga. Nanah mengalir dari hidung dan gigi mereka ada
yang patah dan ada yang runcing, begitu pula dengan keringat mereka berbau
busuk.
Ketika mereka tiba di tempat pemandian
rumah panjang Gelong Batu Nakong, Nyengit
Nyengong Batu Begalang, orang–orang yang sedang mandi menjauh dari Keling
dan Laja.
“Sungguh jelek rupa mereka, lihatlah
luka-luka yang ada disekitar tubuh mereka,” kata orang-orang yang ada disana.
Sungguh demikian ada pula yang
mengundang Keling dan Laja untuk mandi di sungai itu. Sementara ada yang
hanya diam, khawatir Keling dan Laja akan bergabung dan mandi di dekat mereka.
Namun Keling dan Laja menolak ajakan untuk mandi disana dengan alasan kurang
begitu sehat.
Setibanya mereka di rumah panjang, Keling
dan Laja langsung menuju bilik Ngelai. Dia terkenal di Gelong Batu Nakong Nyengit Nyengong Batu Begalang, sebagai
orang yang baik budi terhadap semua orang tanpa melihat rupa atau asal-usul
orang. Keling memperkenalkan diri sebagai ‘Buntak Aloi’ dan Laja sebagai
‘Buntak Rusa’.
Suatu hari, baik Keling maupun Laja
diminta oleh Ngelai untuk menjaga padi yang sedang dijemur. Namun kedua orang
tua itu hanya melihat-lihat padi yang dijemur dan membiarkan ayam-ayam
berlarian dan memakan padi-padi itu.
Ketika Ngelai kembali, dia melihat
ayam-ayam sedang mematuk-matuk padi-padi itu. “Aduh, kenapa kalian tidak
mengusir ayam-ayam itu?”, seru Ngelai. “Mereka akan menghabiskan padi-padi ini
kalau dibiarkan saja, kalian harus memukul ayam-ayam itu agar mereka pergi”.
“Oh, begitu ya caranya?” tanya Keling.
Kemudian mereka mulai memukuli ayam-ayam itu, sampai banyak dari mereka yang
mati. Yang hidup banyak yang mengalami patah kaki atau sayapnya. Ayam-ayam yang
mati berhamburan kesana kemari.
Memiliki firasat yang tidak enak, Ngelai
kembali ke tempat dimana padi-padi dijemur. “Oh, sekarang banyak ayam-ayam yang
mati di bunuh oleh mereka, kedua orang tua ini memang aneh”.
Melihat itu, isteri Ngelai berkata,”
Kalian tidak perlu memukuli ayam-ayam itu, cukup diusir saja”. “Oh, begitukah
caranya, sepupuku Ngelai, tetapi tadi engkau suruh kami untuk memukuli
ayam-ayam itu”, jawab Laja.
Selama mereka di Gelong Batu Nakong, Nyengit Nyengong Batu Begalang, Keling dan Laja
ngayap atau berpacaran setiap malam
dengan gadis dirumah pajang tersbut, dimana ‘Buntak Aloi’ atau Keling merayu
Kumang, sementara ‘Buntak Rusa’ atau Laja merayu Lulong. Ketika mereka
mengunjungi gadis-gadis itu, topeng yang membuat muka mereka terlihat tua dan
jelek, mereka buka dan dititipkan kepada seorang budak perempuan yang bernama Indai Lipai. Tanpa topeng keduanya
tampak tampan dan berwibawa, sebagaimana
aslinya.
Sebelum Keling dan Laja tiba di Gelong Batu Nakong, Nyengit Nyengong Batu
Begalang, Kumang biasanya dipacari oleh Gelayan Ragak Riang. Pemuda Gelayan
sendiri juga berasal dari Gelong Batu
Nakong, Nyengit Nyengong Batu Begalang. Walaupun Gelayan gagah dan tampan,
namun tak sebanding dengan Keling dan Laja.
Keling dan Laja secara tetap ngayap atau berpacaran dengan Kumang dan
Lulong. Suatu ketika Kumang menghadiahi Keling sebuah cincin sebagai tanda cintanya. Secara tidak langsung
pula ia ingin mengetahui identitas sesungguhnya dari pemuda yang melamarnya
ini. Ketika Keling kembali kerumah Ngelai, dia secara diam-diam memasukkan
cincin pemberian Kumang itu kejari Ngelai saat ia sedang tertidur. Maka,
sewaktu Ngelai bangun dari tidurnya, ia sangat heran melihat ada cincin di
jarinya. Ia bertambah marah ketika cincin itu tak dapat dilepas dari jarinya.
Cincin itu terlihat longgar ketika dikenakan, namun tiba-tiba menjadi sempit
ketika hendak di buka.
Pada saat Kumang mengetahui kalau cincin
itu ada di jari Ngelai, Kumang menyangka bahwa Ngelailah yang selama ini
memacarinya. Tapi dia tidak yakin Ngelai akan membuat lelucon seperti ini.
Setiap pagi Kumang memeriksa setiap persimpangan didekat rumah panjangnya,
untuk mencari jejak dari pemujanya. Ia kemudian menemukan jalan setapak yang
tertutup oleh sarang laba-laba, namun ini sama keadaannya dengan jalan setapak
yang lain. Ia begitu kebingungan dan penasaran untuk mencari tahu siapa pemuja
dirinya. Sebaliknya, Lulong melalui kekuatan magicnya, mengetahui siapa pemuja
rahasianya. Akan tetapi dia tidak mau memberitahukan kepada Kumang saat itu.
Setelah Keling dan Laja tinggal untuk waktu
yang cukup lama di Gelong Batu Nakong,
Nyengit Nyengong Batu Begalang, maka orang tua-tua memutuskan untuk
mengadakan perayaan Gawai Kenyalang.
Sebulan sebelum perayaan, orang-orang mulai mengukir patung burung enggang dari
kayu. Setiap keluarga harus membuat satu untuk acara tersebut.
Tiap-tiap patung kayu dari burung enggang
harus diukir secara teliti. Bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan dan
keahlian untuk mengukir harus mencari bantuan dari orang yang lebih mahir.
Inilah yang menyebabkan Kumang dan Lulong meminta bantuan Buntak Aloi dan
Buntak Rusa membuatkan patung burung enggang untuk keluarga mereka.
Sekitar lima hari sebelum perayaan dimulai, setiap
ukiran patung burung enggang telah selesai dan ditempatkan diatas ngampan tikar
(tikae sanjan enseluai) yang terbuat dari bemban. Kemudian di pajang di ruang
khusus, setiap ukiran tampak bagus dan
sangat indah, terutama yang diukir oleh Gelayan Ragak Riang. Gelayan
ditunjuk untuk membuat patung enggang yang nantinya akan ditempatkan ditiang
sanding yaitu dipuncak tiang yang tinggi, pada perayaan Gawai Kenyalang.
Gelayan sesumbar dia adalah seorang pengukir yang ahli, dan mampu membuat berbagai
bentuk kerajinan tangan. Dia mencemooh patung-patung enggang yang dibuat oleh
Buntak Aloi dan Buntak Rusa. Sekalipun kepunyaan mereka juga dibolehkan untuk
diletakkan diatas ngampan dan ditutup pua
umbo atau kain tenun, namun Gelayan beranggapan hasilnya pasti tidak
selesai. Seseorang bahkan berkata bahwa ukiran patung itu seperti wajah si pengukir.
Hari besar yang dinanti-nantikan tiba
juga, para pengukir dipersilahkan untuk memamerkan hasil karya masing-masing.
Orang yang terakhir mempertunjukkan hasil ukiran burung enggang sebelum Gelayan
adalah Buntak Aloi dan Buntak Rusa. Orang-orang mendekat dan berkumpul persis
ketika Buntak Aloi dan Buntak Rusa akan memperlihatkan hasil karya mereka.
Tujuan sebenarnya bukan untuk melihat hasil karya mereka, namun lebih bermaksud
untuk memperolok-olokkan kedua ‘orang tua
asing’ tersebut.
Sungguh aneh, begitu Buntak Rusa membuka
selubung karya ukirannya, patung burung enggang itu tiba-tiba terbang. Hal yang
sama terjadi pada patung karya Buntak Aloi. Patungnya mengepak-kepakkan
sayapnya dan terbang sampai kedepan pintu bilik Kumang. Patung itu dipenuhi
oleh motif ukiran yang belum pernah dilihat orang selama ini. Dalam hal
kerumitan dan keindahan, ukiran-ukiran itu jauh melebihi imajinasi mereka.
Beberapa orang mencoba untuk menangkap patung itu, karena mengira itu adalah
burung-burung enggang sungguhan. Kumang dan Lulong amat sangat gembira. Ketika
akhirnya tiba giliran Gelayan untuk membuka selubung karya ukirannya, yang
terlihat adalah patung yang jelek, tidak seperti apa yang telah dia lihat
sebelumnya.
Para penghuni Gelong
Batu Nakong, Nyengit Nyengong Batu Begalang tercengang. Sebagian mulai
berpikir kalau Buntak Aloi dan Buntak Rusa bukanlah manusia biasa. Menyadari
situasi ini, Buntak Aloi dan Buntak Rusa kemudian membuka topeng penyamaran
yang selama ini membuat rupa mereka tampak tua dan jelek. Seketika itu juga
mereka berubah menjadi pemuda-pemuda yang tampan dan berwibawa. Barulah setelah
itu penduduk Gelong Batu Nakong, Nyengit
Nyengong Batu Begalang, menyadari bahwa ‘orang tua asing‘ yang ada didepan
mereka sesungguhnya adalah Keling dan Laja, dua orang pemuda yang terkenal yang
berasal dari Panggau Libau. Segera setelah festifal selesai, Keling mengawini
Kumang dan Laja mengawini Lulong.
Dari Legenda ini diyakini bahwa, beberapa
motif desain atau ukiran-ukiran Iban, terutama motif dan ukiran Kenyalang,
adalah benar-benar berasal dari dewa-dewa yang bertempat tinggal di Kayangan
ata di Panggau Libau dan Gelong Batu Nakong, Nyengit Nyengong Batu
Begalang.
Berdasarkan pengetahuan Sabar seorang Lemambang yaitu ahli nimang
senior sebagimana dituturkan oleh Stefanus
Jenang, bahwa menurut kepercayaan orang Iban, bahwa pada mulanya seseorang
Gawa Kenyalang, adalah atas perintah Dewa yaitu manusia dari Kahayangan yang
dikenal dengan nama Sengalang Burung, yang dapat menjelama menjadi burung,
yaitu seekor burung elang si raja burung, yang berdiam di menua tujung, sandong bersinjang, lebak entak klekuyang, yang
beristrikan Dara Entaba Malon, Kupak
Cendai, Lawai Patang Jirak.
Tetapi Sengalang Burung adalah orang yang
paling sibuk mengurusuri, menjaga dan mengatur seluruh hal ihwal makhluk di
langit dan di bumi atau di alam gaib dan di alam semesta, sehingga dia sendiri
tidak pernah ingat bahwa dia ada atau pernah memerintahkan seseorang untuk gawa
kenyalang.
Makanya ketika terjadi angin ribut yang
menerpa dan menggoncang rumahnya dia menjadi terkejut dan bersungut-sungut
“kenapa hujan dan angin ribut tidak berhenti-henti ?’ Sehingga ia marah-marah
kepada istri serta kepada seluruh warga Kahayangan.
Bahkan tidak jarang membuat sang istri
berputus asa meminta cerai kepada Sengalang Burung, namun demikin sang istri
masih berpuya menahan diri dan berkata : “oh nati saya lihat dulu kata istrinya
yang kemudian berdiri diatas tom indo
benda burit jumpit sejengkal tarik,
kumpang bela belang irih ai enda nitik (terpong), sehingga terlihatlah bahwa
ada kegiatan anak manusia di bumi bahwa ada pandung,
ada isang (janur) tanda ada orang gawa kenyalang. Jadi mereka itulah yang menabur beras kuning sehingga
terjadi hujan lebat yang disertai angin ribut. Mendengar penjelasan dari sang
istri, barulah Sengalang Burung ingat, bahwa benar dia telah menyuruh anak
mansia di bumi untuk gawa kenyalang.
Lalu bagaimana kita, “kitai angkat me ngabang etang enda tau tubuh puang, bai
perangaruh kembar tunbuh, batu serbak temu, enggau nulong enggau mandong ia
kegawanya. Maka segera sesudah itu lalu Sengalang
Burung “nutong” yaitu membunyikan tawak memanggil anak, menantu dan semua
kaum kerabatnya, seperti anak menantu ia
ketupung dan istrinya cerurai bunsu langgai ketupung labang, beragai,
bejampung, pangkas, embuas mai ngabang,
Segera setelah mendengar kata-kata atau lekah timang dipagi hari, Sengalang
Burung berserta seluruh warga Kahayangan turun dari langi ke bumi ngabang
menghadiri gawa kenyalang dimaksud, sementara warga Kahayangan lain yaitu Keling,
Laja orang dari Panggau yang ngabang duluan,
dipagi hari sebelum Sengalang Burung datang mereka sudah pulang duluan. Karena
mereka sangat hormat dan takut pada Sengalang Burung sebagai penguasa seluruh
dunia dewa-dewa.
C.
Gawa Kenyalang
dalam dunia nyata yang dimulai oleh Benada alias Temenggung Simpe
Atas undangan Keling orang dari panggau libau maka datanglah
Benada yang kemudian lebih dikenal dengan nama Simpe dengan jabatan Temenggung
sebagai kepala adat, kepala suku dan kepala Menua Iban di kawasan Batang Ai ke Kahayangan,
setibanya disana ….
D.
TAHAPAN GAWA
KENYALANG
§
Pada malam hari
memberi makan NISING si roh jahat yang disebut
hantu kepapas dengan pedara piring
tiga
§
Sementara
menunggu hari gawai kenyalang yang sudah punya nama, bagaimana layaknya mansia
dia pun boleh diundang kegawai lain, diataranya gawa sandau hari
§ Menyosong hari jadi,
malam hari rapat dan kenyalang boleh keluar (mupu kenyalang) besoknya
orang berangkat ngamabe ngabang atau
menjemput undangan, dan sementara orang di rumah ngancao bidai atau mengamparkan tikar.
Sebagai
tanda dimulainya acara pedara pada KEDURAN hantu Kepapas, tampak Engga yang
terpilih memimpin acara MUNTANG, sedang membiao atau mengibasi hadirin dengan
ayam agar roh jahat tidak mengganggu dan hadirin tetap dalam keadaan sehat dan
selama dalam mengikuti acara tersebut.
Dengan terlebih dahulu dipasangi buntng selong pada tangan kanan sebagai pengeras semengat, Engga
nampak sedang mempersiapkan pedara
muntang unuk sesajen keapada hantu kepapas disimpan didalam kelingkang
digantung diatas ruai.
Pedara piring lima yang telah diramu Engga sudah siap sebagai
sesajen yang di taruh di dalam kelingkang yang ditaruh tergantung
diruai diatas Kubao Kenyalang.kepada hantu kepapas
Ningkoh
Adalah suatu kegiatan muntang yaitu mengambil kayu
untuk membuat RUAN bahan kenyalang yang
didahului dengan pedara indek piring lima,
dan sebagai kedurannya dimasukkan dalam
upih atau pelepah pinang yang ketika
akan berangkat diindek atau diinjak oleh orang yang punya gawa, agar langkah
mereka dengan mulus menuju tempat dimana pohon pelai yang ditebang.
Tiba dipohon pelai, sebelum menebang pohon dipinta
dulu kepada penguasa alam gaib, yaitu dengan membuat sesajen atau pedara piring tujuh dan ditaruh diatas tersang atau ancak bambu yang
ditancapkan didekat pohon pelai, kemudian dikibasi atau dibiao dengan ayam yang berbuluh merah, yang langsung disembelih
dan kepalanya ditaruh ditersang.
Sebagai
tanda meminta pohon pelai tersebut, secara adat kepada penguasa alam gaib,
yaitu dengan membuat sesajen atau pedara piring
tujuh dan ditaruh diatas tersang
atau ancak bambu yang ditancapkan didekat pohon pelai, kemudian dikibasi atau dibiao dengan ayam yang berbuluh merah,
yang langsung disembelih dan kepalanya ditaruh ditersang.Selanjutnya untuk memulai pekerjaan dilakukan penibakan atau pemotongan pohon pelai
oleh orang gawa kenyalang, setelah itu baru ditebang sampai tumbang, Kebetulan pada saat itu penebangan
pohon pelai tersebut terjadi keajaiban, dimana penebangan pohon pelai yang
lembut tersebut, harus ditebang dengan menggunakan 3 buah chain-saw juga
waktunya lebih dari 3 jam harus dihirup dengan pua kumba yaitu kain tenun ikat
Iban, dan kemudian setelah tumbang, sebelum dikerjakan langsung diselumuti
dengan pua kumbo atau kain tenun
ikat.
Mengerjakan
RUAN hingga selesesai menjadi keyalang
1)
Pelai yang untuk
dibuat kenyalang dibawah pulang, datang dirumah dibuatkan keduran sebagai sesajen, yang ditaruh di dalam piring yang berisi
telur 1 butir, rokok, sirih pinang, nasi, garam, rokok, pulut, tumpi, rendai
dan air tuak, lalu dibuang.
2)
Pedara tanda
mulai menebuk bagian dada dengan piring lima sebagai keduran pertama
3)
Pedara setelah
selesai tangkong atau paruh dengan
piring lima
sebagai keduran kedua
4)
Pada hari ketiga
kenyalang selesai yang terakhir adalah ukiran naga dengan piring dan sebagai ssajen adalh piring lima sebagai keduran ketiga
5)
Baru setelah itu
dia diberi nama…REMAONG TUJUNG BUKIT………………………
PANDUNG
adalah tempat menyimpan pedara sebagai atau perjanjian menerima perintah gawa,
tetapi Sengalang Burung tidak ingat, setelah orang yang gawa nutung, nabor
berau kuning, sehingga nyadi hujan nelian
sekali nata, rebut puput sekali ngua, menghantam rumah Sengalang Burung. Kejadian
tesebut membuat Sengalang Burung sangat gusar, Setelah diingatkan sang istri
baru Sengalang Burung sadar. Bahwa yang menyebabkan angin ribut, adalah beras
kuning yang ditaburkan dan tawak nutung, oleh orang yang gawa Kenyalang pada
waktu NITI DAUN dengan mangkong tawak, menabur beras kenuning sepanjang rumah
dan baru berhenti setelah dating ditempat babi,
NGERANDANG
Adalah
kewajiban bagi orang yang gawa untuk membersihkan jalan Sengalang Burung,
termasuk membersihkan beras kuning yang ditabur, yang menjadi ular, nyadi
gemanyar, nyadi tedong,nyadi remaong. Sehingga acara berlanjut pagi hari,
Sengalang Burung datang ngabang, pandung
rebah, babi di bunuh, lalu ia pulai hari nya mega.
A.
HARI GAWAI
Wanitia penghias yang disebut
penyugu ini sedang memandikan dan
membersihkan babi, kemudian nyugu atau
menyisir bulunya dan mengurapinya dengan ramuan dari tumbuh-tumbuhan agar wangi
Sejumlah wanita miring sedang
mempersiapkan pedara atau sesajen untuk
keduran ditersang ditanju atau dijungkar
Dalam
acara gawai kenyalang pedara piring sembilan sebagai keduran telah disiapkan
sejumlah makanan berupa lemang yang disebut pulut
pansoh, kue tepung ketan yang dibakar disebut tumpi, puprice yaitu rendai
yang terbuat dari beras pulut, telur ayam, kue-kue, garam, nasi dan lauk pauk
serta ilom sirih-pinang, dan rokok.
Sirit yang menjadi penghuluan nduk di tanju sedang membiao
atau mensucikan pedara sebagai keduran yang akan disajikan pada tersang tanju
Gambar 26 petugas Nudok, ada 5 orang dan pimpinan adalah Sirit, yaitu yang
duduk paling ujung kanan. Sirit adalah Panglima Perang Adat, yang didapatnya
secara ex officio dari pangkat Pembantu Letnan Dua/Letda Titutuler, yang
diberikan oleh Brigadir Jenderal Sumadi, Panglima Komando Daerah Milier XII/
Tanjung Pura, kepada masyarakat di daerah Perbatasan Kalbar dan Sarawak ketika
Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia dan penumpasan PGRS/PARAKU. Sirit yang
duduk diujung kanan sedang membiao atau
mensucikan pedara yang telah disiapkan dengan ayam, setelah itu ayam disembelih
dan kepalanya ditaruh dipedara bersamaan dengan sesajen lainnya dan selanjutnya diletakan di dalam piring
batu yang kuno, dan disimpan diatas tersang
yang didirikan ditanjo atau pelataran
rumah panjang dalam keadan terbalut dgn pua kumbo atau kain tenun ikat, sebagai
sesajen kepada orang panggao, Keling Bunga Nuing Gerasi Nading, Laja Bunga Jawa
Tampak Mua.
Sejumlah wanita pemiring
yaitu menyiapkan piring pedara sebagai sesajen
Persiapan pedara sebagai
keduran yang akan sisajikan di padung
Pedara sebagai keduran untuk
sesajen yang disimpan dipadung telah
disiapkan
PANDUNG
adalah tempat menyimpan pedara sebagai sejajen
atau sebagai wujud dari perjanjian bahwa anak mensia anak udah, menerima
perintah gawa Kenyalang, dari Sengalang Burung, tetapi Sengalang Burung sendri tidak
ingat bahwa dia telah memerintahkan orang tadai gawa.Sehingga setelah orang
yang gawa nutung, nabor berau kuning, maka nyadi
hujan nelian sekali nata, rebut puput sekali ngua, menghantam rumah Sengalang
Burung. Kejadian tesebut membuat Sengalang Burung sangat gusar, tetapi
setelah diingatkan oleh sang istri, baru Sengalang Burung sadar. Bahwa yang
menyebabkan angin ribut, adalah beras kuning yang ditaburkan dan tawak nutung,
oleh orang yang gawa Kenyalang pada waktu NITI DAUN dengan mangkong tawak,
menabur beras kenuning sepanjang rumah dan baru berhenti setelah datang
ditempat babi, dan telihat PADUNG berdiri, yang terisi pedara baik yang di
dalam sintong, maupun di dalam
kelingkang, tehias isang, atau janur
palma, sebagai sesajen khusus kepada Sengalang Burung.Sambil menantikan
kedatangan Sengalang Burung ngabang, maka sintong yang berisi pedara disajikan
tertutup dalam padung yang terbungkus dengan pua kumbo atau kain tenun ikat
Iban, dengan harapan bahwa bila Sengalang Burung memberikan hadiah, maka dia dapat
meletakkannya disana.
NGERANDANG
Adalah
kewajiban bagi orang yang gawa untuk membersihkan jalan Sengalang Burung,
termasuk membersihkan beras kuning yang ditabur, yang menjadi ular, nyadi
gemanyar, nyadi tedong,nyadi remaong. Sehingga acara berlanjut pagi hari,
Sengalang Burung datang ngabang, pandung
rebah, babi di bunuh, lalu ia pulai hari nya mega.
B.
MENDIRIKAN KENYALANG
Induk
Kenyalang
Anak
Kenyalang
Sejumlah
orang sedang bergotong royang mendirikan
sandung atau tiang kenyalang yang
disebut TERAS, sementara di bagian depan tampak tangga nanga’ yang dibagi dua,
yaitu bagian kiri adalah tangga roh yang diperuntukan pada nabao atau naga sedangkan bagian kanan adalah tangga pengabang,
karena dikwatirkan akan sakit, maka manusia tidak boleh lewat tangga nabao.
MENDIRIKAN
KENYALANG
Setelah Sengalang Burung datang ngabang, maka sesuai dengan amanahnya, Kenyalang yang sudah diberi
nama dan telah dianggap menjadi manusia, maka dia harus pulang ke Kahayangan, tetapi ketempat Keling
Gerasi Nading, Bujang Berani Kempang, di Menua Panggau melalui TERAS yaitu
tiang SANDONG yang dillit nabao atau
naga dan bayak atau komodo lokal yang
turut mengantar Kenyalang pulang ke menua Panggau. Namun demikian. sekalipun
Kenyalang tersebut sudah pulang ke Kahayangan, manusia dibumi dapat saja
mengundangnya umpamanya pada acara gawa sandauari, karena lebih mudah menanggil
orang Panggau dari pada Sengalang Burung, dengan mendengar letupan rendai
mereka telah berkenan datang.
KETERANGAN
GAMBAR
TGL
8 Mei 98, 1 s.d 5 Keduran pedara hantu kepapas dengan piring 5 dan sesajen
dibuang ditanah
Tgl
9 Mei 98, 6 sd 8, Nebang pelai
Tgl
7 Jnui 98, 11a. dan 11b, Ngukir kenyalang
Tgl
26 Juni 98, gambar 12 kenyalang dikeluarkan dari kubau dibawa mupu yaitu mengarak kenyalang senpajang
rumah betang, sebgai tanda sukacita, maka warga yang dilewati menitip doa
dengan perantaraan hantu atau roh
halus yang menrasuki kenyalang kepada orang panggau agar mereka gayu guruh, lantang senang
Gambar
13 nike ke babi, yaitu suatu acara menaikkan babi kurban ketanju atau pelataran
rumah panjang, babi kurban dipotong
sebagai persembahan kepada penguasa alam gaib yang diam di nirwana yaitu
menua keling bunga nuing, laja bunga jawa, lulong indai mendung dan kumang
indai abang, yang disebut panggau libau, dan untuk meramalkan kondisi atau
keadaan seseorang yang gawa kenyalang
dilakukan
oleh orang yang nudok pegawa, agar mereka tidak diganggu oleh roh jahat, serta
para tamu menanggalkan segala pikiran dan mauksud jahat, dan tetap dalam
keadaan gayu guruh, gerai nyamai, celap lindap, terhidar dari segala mala
petaka selama mengikuti gawai. Sementar pedara atau sesajen tersebut ditaruh
ditersang yang ditancapkan ditanah.
Gambar
15 Nutong yaitu memukul gong untuk memberitahukan atau memanggil orang panggau
ngabang atau menghadir pesta gawai
Gambar
16 ngalu mereka yang pulang ngambil ngabang ke rarong atau kubran khusus yang
dihormati, naik melalui jalur kanan tangga nanga’ dan diatas kepala tangga
seorang yang punya gawa disuruh membuang 1 pring pedara yang sudah siap
Gambar
17 dengan didahului oleh orang yang nudok pengabang naik dari tangga nanga’
lalu dbiao dengan ayam dan dialu-alukan dengan makanan dan minuman oleh
sejumlah muda mudi
Gambar
18 tampak sejmlah remaja ngalu pengabang
Gambar
19 makar babi yang sudah dinaikan ditanjo,
dimandikan dengan ramuan dari tumbuh-tumbuhan alami yang tradisional sepeti temulawa,
pakar (langer), pau’ atau kepanyang, dan bangkit agar babi bersih dan wangi
supaya disenangi oleh orang panggau sehingga dengan demikian bila babi itu
disembelih hatinya akan menjadi
bagus, karena salah satu inti dari gawa kenyalang selain memberi makan roh juga
meramal keadaan atau peralanan hidup orang yang gawa.
Gambar
20 mengias babi persembahan kenyalang, antar lain dengan menyisir (nuguh) oleh
seorang wanita yang dipilih
Gambar
21 mulai pedara ngumpan hantu kepapas yaitu roh jahat
Gambar
22 pedara piring sembialan yang disiapkan untuk kelingkang panggau sementara bagian pedara lain dibuang seperti
Gambar 21
23
sejumlah wanita miring
Langganan:
Postingan (Atom)